Senin, 06 Januari 2014

MAAF

Masih terasa jelas hangatnya dekapan lelaki itu, jari-jarinya yang besar dan kuat memelukku dengan erat, menenangkanku dalam dekapan nya, menenangkanku dalam rinai suara nya, menenangkanku dalam ketakutan akan gelap nya malam, menenangkanku dalam tangisan karena dingin nya malam yang menusuk hingga ke tulang, di usap nya jari-jari ku yang kecil agar terasa hangat, di belai lembut rambutku agar aku tertidur nyenyak dalam rengkuhan dekapan nya supaya aku lupa akan dinginnya malam. Sungguh dekapannya masih terasa jelas, masih terasa hangat, aku merindukannya, aku merindukan pelukan yang penuh dengan ketenangan itu, aku rindu bersembunyi di balik tangannya ketika aku takut akan sesuatu, tak pernah kudengar keluhan dari bibirnya meskipun kami setiap malam tidur di pos ronda warga, tak pernah sedikitpun, dia hanya berusaha untuk menenangkanku agar aku tak menangis setiap malam agar kami di ijinkan tidur disana.Aku rindu masa kecilku yang selalu menghabiskan waktu dengan kau, meskipun miskin harta tapi engkau melimpahiku dengan kasih sayang dan cintamu ayah. Ayah aku rindu dekapan itu, maafkan anakmu ini ayah. Ketika kau membutuhkan dekapan anakmu sebagai penyemangatmu malah aku tak mampu melakukan itu. Ketika di hari tua mu yang seharusnya aku merawatmu tapi aku tak melakukannya. Ketika engkau rindu dengan anakmu engkau hanya menangis dalam sujud dan aku tak ada disampingmu. Maafkan aku ayah,maafkan aku, seharusnya sekarang aku ada bersamamu. Semoga Allah selalu melimpahimu dengan rahmat dan kasih sayang Nya. Ku titipkan setetes air mata rindu dan permohonan maaf untukmu ayah dan ibu dari tanah rantau.